Rabu, 14 September 2011 0 komentar

Penerapan T=W-D di Indonesia

Saat ini, isu pemanasan global menjadi isu yang sangat diperhatikan. Hal yang sama pun ditunjukan oleh beberapa arsitek dalam perancangannya, terutama dalam pengembangan konsep pada pembangunan. Konsep pembangunan arsitektur  hijau saat ini, banyak memberikan penekanan pada  penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.
Dalam beberapa desain bangunan yang ada di indonesia pun saat ini, concern terhadap hal tersebut. Hal ini dapat dilihat dari beberapa desain bangunan yang melihat dari beberapa poin yakni :
1.Penggunaan/ Pemakaian struktur
      contohnya penggunaan material kayu sebagai struktur utama yang dapat menyederhanakan pembongkaran   dan pemisahan sehingga dapat dimanfaatkan kembali.
      2.Bahan / material
Contoh bahan material yang digunakan : kayu, genteng, batu alam, tanah dan plester digunakan.
3.Pencahayaan dan Penghawaan
Dapat dilihat dari bukaan yang terdapat pada bangunan yang dapat mengurangi pemakaian lampu maupun AC.
4. Tingkat kebisingan
Dapat dilihat dari site bangunan dan keadaan yang ada di sekitar bangunan.
5. Pengolahan Limbah


Contoh 
Rumah Kindah Office







Project Title : Rumah Kindah
Client : Roni Aidil
Location : Lenteng Agung, South Jakarta, Indonesia
Design Phase : Apr 2007 - Jun 2007
Construction Phase : Aug 2007 - Jun 2008

Architect : Budi Pradono Architects
Project Architect in Chief : Budi Pradono
Architect Assistants : Yuli Sri Hartanto, Rizki Maulid Supratman, Vebriyani Valentina, Githa Hartako Ong
Model Maker : Daryanto, IGP Agus Sanjaya Sukarma
Project Support Assistants : IGP Agus Sanjaya, ITB
Amanda Nazar, UNSW
Nikita Notowidigdo, Sydney University
Yegar Adi Shakti ,UGM
Maria Olivia Souhuwat, UBL
Saefudin Mas'ut, BPA
Land Area : 492 m²
Building coverage : 221 m²
Built area : 439 m²
Total building area : 610 m²
  • Kantor ini dirancang agar pada masa depan menjadi salah satu kantor paperless (tanpa kertas) di Jakarta.Konsep dasar perancangannya adalah penciptaan courtyard ditengah site
Konsep dasar perancangan  Rumah Kindah

  •             pada sisi depan / arah barat bangunan ini selain terletak jalan raya depok juga rel kereta api yang menghubungkan antara Jakarta Selatan dan Universitas Indonesia di wilayah yang lebih suburban sehingga kemacetan kendaraan dan kebisingan mobil dan kereta api berlangsung pada setiap pagi dan sore bersamaan dengan jam kerja kantor maupun kuliah.


Denah dan Potongan Rumah Kindah



  •            Untuk itu bangunan ini dirancang sangat spesifik mengantisipasi kebisingan ini, dengan metode origami / seni melipat kertas bangunan kantor ini dibuat introvert, dan lebih terbuka kearah dalam seperti courtyard.
  •             Ruangan-ruangan dengan computer diantisipasi untuk dibuat tertutup sisanya dibuat terbuka ke arah dalam sehingga bangunan ini menerapkan efisiensi penggunaan cahaya, karena setiap siang hari hampir semuanya tidak memerlukan lampu, dan hanya area dengan komputer saja yang tertutup yang menggunakan AC. 
  •             Dinding dari material beton yang tebal dengan insulasi di dalamnya sekaligus menjadi sound barrier dalam mengantisipasi kebisingan



  •            Material beton yang cukup mendominasi dicoba diseimbangkan dengan material kaca agar kesan bangunannya tidak terlalu berat. Elemen arsitekturnya pun banyak yang dibuat dengan kesan melayang sebagai kesan bangunan yang ringan. Mulai dari plafond, tangga sampai plat lantai. Sobekan-sobekan kaca memberi sentuhan menarik pada dinding beton rumah Kindah ini. Sobekan ini juga sangat fungsional dalam hal menjawab keinginan klien yang ingin dapat melihat keseluruhan suasana kantor dari berbagai angle.
  •            Banyak bukaan dan kaca mengarah ke halaman untuk mendapatkan pemandangan dan juga pencahayaan alami




  •             Proyek ini mendapatkan penghargaan utama Silver Medal dari World Triennial of Architecture Triennale  Mondiale De L'architecture, special Prize of The Permanent Deputy Of Hainanout Province, SILVER INTERARCH Medal and Diploma to Budi Pradono Architects,Sofia, Bulgaria, President of INTERARCH..Untuk Melihat Informasi mengenai INTERARCH Klik disini

  •     Penerapan bangunan ini, dapat dikatakan sesuai dengan penerapan T = W – D. Karena sudah memperhatikan nilai W (Maximization of Welfare ) bagi pemakainya ( dapat dilihat pada Penerapan T = W - D. Untuk melihat Penerapan T=W-D dapat klik Disini










0 komentar

Penerapan T = W - D


EQUATION OF HABITAT SYSTEM FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Fitur dari COE ini merupakan  persamaan untuk memaksimalkan perbedaan antara kesejahteraan (W) dan kerusakan lingkungan (D), yaitu Throughput (T) diperoleh dengan menerapkan Teori Kendala dari Dr Eliyahu M. Goldratt. Persamaan ini merupakan persamaan dasar untuk penilaian sistem dan manajemen.


Merupakan Sebuah Konsep Terpadu untuk Menentukan Solusi Optimal Dari Sistem

    (1)  Maximization of Welfare (W)

Dimaksudkan dengan memaksimalkan kesejahteraan ruang habitat (W), yang diwujudkan melalui pembentukan unsur teknologi yang berkaitan dengan lingkungan hidup, dan kuantifikasi penilaian sensibilitas. Yang didalamnya terdapat Efisiensi ( Efficiency ) dan Suffciency.

Efisiensi ( Efficiency ) adalah kenyataan untuk membawa berapa banyak kelimpahan dari energi yang sama. Kecukupan (Sufficiency ) adalah kenyataan bahwa berapa banyak energi yang telah digunakan pemakai. Efisiensi harus berorientasi untuk Sufficiency.

(2)  Minimization of Environmental Damage (D)


Meminimalkan kerusakan lingkungan (D) yang diwujudkan melalui penurunan kerusakan dari setiap proses daur ulang, menggunakan kembali, mengurangi risiko (seperti yang ditunjukkan pada lingkaran gambar).

Sebagai sumbu evaluasi dari kerusakan lingkungan umum dari aktivitas manusia, LCE itu, LCCO2, LCC, dan penggunaan ROS.


  
Strategi untuk meminimalkan kerusakan lingkungan adalah sebagai berikut;
1.        Pelayanan pada kehidupan
2.        Desain yang tidak mudah usang.
3.        Desain yang memiliki beberapa fungsi.
4.        Desain yang mudah untuk dipertahankan dan dilestarikan.
5.        Memilikibagian yang termodulasi dan mudah untuk membongkar.
6.        Mudah untuk didaur ulang atau digunakan kembali. (Jangan menggunakan bahan sintetis yang sulit untuk mendaur ulang.)
7.        Pembuangan metode yang tidak merusak lingkungan. (Misalnya Jangan gunakan bahan kimia mengganggu endokrin-.)







Contoh : 

Di Jepang, rumah berbagai eksperimen dibangun sebagai model tempat tinggal dalam masyarakat yang berkelanjutan dari tahun 1990-an. Bentuk rumah-rumah eksperimental sangat beragam mencerminkan berbagai tradisi dan berbagai industri perumahan. Akibatnya bahkan bahan bangunan yang digunakan pun beragam




                                     











Salah satunya adalah Pemakaian bahan yang ditunjukan pada rumah kayu (Gambar 3) dan yang lainnya adalah baja (Gambar 4), aluminium (Gbr.5) dan rumah yang menggunakan batu bata (Gbr.6). Selain itu juga terdapat sebuah bangunan eksperimental yang bertujuan untuk mengembangkan sebuah model perumahan di daerah kota yang tinggi nilai kepadatannya, Sehingga Infrastruktur dan Transportasi Jepang ingin memajukan pengembangan habitat  berkelanjutan yang dapat mengurangi 50% emisi CO2 yang berasal dari konsumsi energi dibandingkan dengan nilai rata-ratanya pada tahun 2000 (Gambar 7).

Senin, 12 September 2011 1 komentar

The Concept of Sustainable Habitat



Passive Cooling Systems (PCS) in the context of the Concept of Sustainable Habitat






Passive cooling System (PCS ) lebih menjelaskan suatu sistem yang membantu mengurangi aliran panas yang berasal dari air, tanah, udara maupun angkasa luar.
Mengenal Adanya Pemahaman :
T = W – D
Throughput = Welfare – Environmental Damage

Yang berarti : Tujuannya adalah untuk memaksimalkan Hasil dengan memaksimalkan Kesejahteraan dan meminimalkan Kerusakan.Dimana PCS meminimalkan D ( environmental Damage ) dengan mengurangi emisi CO2.

Keuntungan Menerapkan : Passive  Cooling Systems (PCS)
1.        PCS jauh lebih terjangkau dan menggunakan sebagian kecil dari energi yang digunakan oleh sistem mekanis konvensional selain itu juga ramah lingkungan.
2.         Dilihat dari segi Sosial dan Ekonomi Karena desain yang sederhana dan penggunaan bahan yang murah, PCS dapat dibangun dengan biaya yang murah dan dapat menggunakan tenaga kerja dan bahan lokal daerah, sehingga dapat memberikan pendapatan bagi pengusaha lokal.
3.         PCS dapat membantu Lingkungan penghuni dapat melihat dan merasakan alam dan kesejukan rumah. PCS membantu untuk memberika sebuah hubungan erat antara penghuni dan lingkungan melalui gedung/bangunan, yang akhirnya membantu untuk lebih terhubung dengan alam.

PCS yang tidak umum dalam Arsitektur Kontemporer
Meskipun sistem ini telah digunakan dalam bangunan vernakular selama ribuan tahun, mereka tidak umum di bangunan kontemporer karena kinerja mereka tergantung pada kondisi outdoor dan dengan demikian tidak dianggap dapat diandalkan.


Klik PDF Disini

 
;